Ritual Tajen/Sabung Ayam Untuk Upacara Tabuh Rah Di Bali

Ritual Tajen/Sabung Ayam Untuk Upacara Tabuh Rah Di Bali. Sudah sejak lama tradisi tajen atau sabung ayam sudah tumbuh dan berkembang di Bali, awalnya berkembang dari rangkaian upacara dewa yadnya yang dinamakan upacara Tabuh Rah, yang mana tabuh rah ini mempersyaratkan adanya darah yang menetes sebagai simbol / syarat menyucikan umat manusia dari ketamakan atau keserakahan terhadap nilai-nilai materialistis dan duniawi.

Tabuh rah juga bermakna sebagai upacara ritual buta yadnya yang mana darah yang menetes ke bumi disimbolkan sebagai permohonan umat manusia kepada Sang Hyang Widhi Wasa agar terhindar dari marabahaya, kemudian terjadi pergeseran makna ritual dan tabuh  atau tajen ini kemudian mengarah kepada judi.

Memang acara Tajen atau sabung ayam di Bali cukup dikenal dan digemari dikalangan masyarakat Bali, terutama oleh kaum prianya, walaupun jelas-jelas judi itu melanggar hukum, namun dibeberapa tempat sabung ayam ini masih berlangsung walaupun sembunyi-sembunyi untuk menghindariaparat.dan juga dapat dilakukan jika ada upacara adat.

Tajen, Sabung Ayam, Bali, Tabuh Rah, Adu Ayam, Laga Ayam, Sejarah,
Ritual Tajen/Sabung Ayam Di Bali


Pandangan Antropolog Tentang Tajen Bali


Beberapa antropolog asing pernah menulis perihal keunikan sabung ayam yang ada pada masyarakat Bali. Di antara mereka adalah G. Bateson dan M. Mead dalam karyanya, Balinese Character: A Photographic Analysis (1942); J. Belo “The Balinese Temper” dalam Traditional Balinese Culture (1970), aslinya diterbitkan pada tahun 1935); dan C.Geertz dan H. Geertz dalam The Interpretation of Cultures: Selected Essays (1974). Bagi mereka adu ayam yang berfungsi sebagai tabuh rah semata maupun untuk memenuhi fungsi sekuler lainnya adalah kenyataan kultural dan simbolis.

Pelaksanaan lomba tajen atau ayam aduan ini tanpa judi dan sifatnya menghidupkan kembali budaya dan tradisi mebombong karena budaya tersebut sudah semakin pudar dengan adanya tajen yang dibarengi judi.

"Salah satu tujuan kegiatan ini adalah kita ingin mengangkat kembali tradisi mebombong dalam tadisi mebombong itu bisa dijadikan ajang tukar pikiran atara sesama peternak atau pemilik ayam. tanpa diisi dengan judi, dan perbedaan membombong dengan tajen judi adalah mebombong tidak ada taruhanya, kalau judi tajen ada taruhan uang," ungkap salah seorang warga.

Lomba ayam aduan ini diikuti oleh 600 peserta yang datang dari berbagai daerah di Bali dan 300 lebih ayam aduan yang di perlombakan. Selain itu, untuk pemenang lomba, akan ditentukan melalui media sosial Facebook, dan akan diunggah video mebombong ini ke media sosial Facebook.
Previous
Next Post »